Thursday, September 26, 2013

Trypophobia



Fobia atau ketakutan kerap kali terjadi tanpa alasan, misalnya fobia kegelapan, laba-laba, atau ketinggian. Fobia seperti itu masih dinilai wajar di kalangan masyarakat, lalu bagaimana dengan fobia aneh lainnya? Meski terkesan berlebihan tapi ketakutan seseorang terhadap suatu hal pastilah dilatarbelakangi sebab tertentu.
Seperti halnya fobia pada lubang atau sekelompok lubang. Meski terlihat biasa saja bagi beberapa orang namun hal ini bisa menjadi ancaman bagi penderita fobia lubang atau disebut juga Trypophobia. Meski belum dikenal secara formal dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-V), psikolog dan para ilmuwan mengakui eksistensi jenis fobia ini.
Beberapa kasus menunjukan ketakutan akan lubang meliputi benda alami dan buatan, misalnya pada sarang lebah, struktur karang, kue crumpets, dan polong biji lotus. Ketakutan ini bisa mengakibatkan migren, keringat berlebih, serangan panik, dan serangan jantung.
Menurut psikolog di University of Essex, Geoff Cole, Trypophobia merupakan bentuk ketakutan yang tak pernah terdengar. Untuk mendiagnosis ada tidaknya trypophobia dalam diri kita caranya mudah. Pada dasarnya semua orang memiliki kecenderungan menjadi trypophobic, meski tidak disadari. Kondisi ini disebabkan kecenderungan menghindari sesuatu yang dirasa membahayakan diri sendiri.
Menurut  para ahli ketakutan akan lubang bersumber pada sekelompok kecil makhluk atau organisme beracun. Meski jenisnya bermacam-macam, makhluk yang menjadi sumber ketakutan biasanya memiliki ciri yang unik dengan ciri pola spasial yang berulang-ulang. Misalnya gurita cincin biru, pola totol pada tubuh bisa merangsang munculnya trypophobia.
Dalam hal ini ketakutan akan lubang yang bergerombol dan tidak beraturan kemungkinan sama dengan ketkutan pada benda merangkak. Akibatnya, sarang tawon dan buah delima bisa dianggap menyebabkan rasa takut dan dianggap sebagia suatu ancaman.

No comments:

Post a Comment